KEDIRI - Guna untuk meningkatkan perkonomian warga Desa Grogol salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kab Kediri dengan memberikan pelatihan tehnik anyaman.
Disnaker Kabupaten Kediri menggandeng Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Zero melaksanakan pelatihan teknik menganyam yang diikuti 20 peserta bertempat di Gedung Aula Balai Desa Grogol Kab Kediri, Rabu (7/6/2023)
Kepala Desa Grogol Suparyono mengatakan, pelaksanaan pelatihan anyaman diikuti sebanyak 20 peserta berasal dari ibu-ibu PKK dan perwakilan warga Desa setempat yang terlihat sangat antusias dalam mengikuti pelatihan teknik menganyam.
Pelatihan teknik menganyam yang pesertanya dari warga Desa Grogol juga akan memperoleh sertifikat dari Disnaker.
Menurutnya, pelatihan ini akan dilaksanakan selama 15 hari ini. Saya berharap ibu - ibu peserta setelah mendapatkan ilmu dan ketrampilan menganyam, nantinya bisa memanfaatkan dan mampu membaca peluang dan bisa membuka usaha mandiri serta meningkatkan perekonomian keluarga.
Baca juga:
Batik Kediri Siap Masuk Kancah Nasional
|
"Pemdes berupaya membantu dan memfasilitasi warganya yang ikut pelatihan dan hasil ketrampilan anyaman akan dibantu penjualannya melalui online atau kerjasama dengan dinas terkait, " ungkap Kades Grogol.
Terpisah, Agus Joko selaku Kepala Bidang Pelatihan dan Produktifitas Disnaker Kab Kediri saat ditemui wartawan mengatakan, di awal sudah kita rencanakan untuk pelatihan banyak jenis pelatihan berbasis kompetensi. Tahun ini, sudah kita rencanakan ada 23 jenis pelatihan dengan kerjasama pihak Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang berkompeten.
"Sebelum PAK ada 2 pelatihan yang sudah kami anggarkan, akan tetapi eksyen pelatihan masih dibutuhkan koordinasi dengan pihak pengelola Bandara, " ucapnya, Kamis (8/6/2023) pukul 10.00 WIB.
Menurutnya peluang pelatihan terkait bandara untuk bisa bekerja di Bandara. Karena kita juga harus tahu persis kebutuhan SDM di Bandara. Kita menunggu koordinasi dengan pihak pengelola Bandara.
Lanjut Agus Joko terkait pelatihan kemasyarakatan yang orientasinya sesuai dengan proposal yang masuk ke Disnaker, akan kita tabulasikan mana yang paling dominan, mendesak dan paling urgen di masyarakat.
"Peserta yang mengikuti pelatihan ini muaranya berkompetensi bekerjasama dengan BNSP, dengan mengikuti pelatihan, dan peserta yang ikut uji kompetensi yang lulus akan mendapatkan sertifikasi dari BNSP, " ujarnya.
Agus Joko menambahkan, bahwa peserta yang lulus mendapatkan sertifikat dari BNSP, merupakan satu langkah lebih maju, dibanding dengan pelatihan-pelatihan yang lain. Dicontohkan, kalau melamar di perusahaan atau lembaga lain kita percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki peserta dan didukung sudah mengantongi sertifikasi dari BNSP.
"Peserta yang ikut pelatihan yang disiapkan dari Desa setempat, seperti menjahit dan tata boga, tetapi kalau pelatihan design grafis, otomotif dan las, akan kita seleksi pesertanya. Kita tidak ingin pelatihannya berjalan setengah-setengah kami ingin pelatihannya totalitas, "ungkap Agus.