KEDIRI - Drs.Moh.Siddik, MM, MSi merupakan salah satu ribuan jemaah Haji asal Kediri, Jawa Timur dan kelahiran Sumenep masuk kloter 21 SUB (Surabaya) Gelombang II, mulai masuk asrama Haji Sukolilo Surabaya pada tanggal 18 Juni 2022 pukul 07.00 WIB.
Selanjutnya awal berangkat dari Bandara Juanda Surabaya menuju ke Jeddah pada tanggal 19 Juni 2022 pukul 05.20 WIB, dengan Nomor Penerbangan SV 5077. Rombongan haji kloter 21 berhasil tiba di Jeddah pukul 12.45 WSA. Ibadah Haji merupakan ibadah yang wajib dilakukan setidaknya sekali seumur hidup secara fisik dan finansial mampu melakukan perjalanan ke Mekkah.
Baca juga:
Tony Rosyid: Tunda Pemilu dan PJ Presiden
|
Selama ibadah haji yang dilakukan jemaah haji melakukan ihram dan wukuf di Arafah. Wukuf dilakukan tanggal 9 Dzulhijjah dimulai saat waktu dzuhur yakni sekitar pukul 12 hingga matahari terbenam yakni sekitar pukul 6 sore.
Perjalanan dari Arafah menuju Muzdalifah berjalan ke sana sambil mengambil kerikil dan melempar jumrah.
Jumrah Aqabah menuju Mina sebelum matahari terbit untuk melempar Jumrah Aqabah. Lemparan tersebut dilakukan sebanyak 7 kali.
Ibadah yang dilakukan selanjutnya yakni Mabit. Mabit dilaksanakan di Mina. Jamaah disunahkan melontar jumrah dengan tiga tujuan atau sasaran.
Selanjutnya, Jamaah menuju ke Mekkah untuk melaksanakan Thawaf Ifadah melakukan Sa’i. Thawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
Setelah melakukan Thawaf Ifadhah, jemaah melanjutkan ibadah Sa'i yakni berlari-lari kecil dari bukit Safa ke Marwah sebanyak tujuh kali. Jamaah yang melakukan sai artinya pelaksanaan ibadah hajinya telah selesai.
Dan yang terakhir, Thawaf Wa’da artinya adalah perpisahan. Setelah menunaikan semua rukun, jemaah melakukan thawaf wada sebelum akhirnya meninggalkan Mekkah lalu kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.
Sesuai rencana kepulangan dari Madinah pada tanggal 31 Juli 2022 pukul 00.30 WSA dengan Nomor Penerbangan SV 5054 dan tiba di Surabaya pada pukul 15.15 WIB. Alhamdulillah mendapat kesempatan lebih dulu menuntaskan rukun kelima. Dikarenakan, banyak di luar sana. Mereka yang berduit tidak serta merta bisa otomatis naik haji. Mereka bisa dengan mudah membeli paket terbaik di biro perjalanan bonafid agar bisa disertakan dalam rombongan haji khusus.
Baca juga:
Realita dan Ambisi G-20 di Perubahan Iklim
|
Namun, kalau memang belum rezekinya, pasti ada saja kendala. akhirnya tak jadi berangkat, berbagai kendala tersebut yang menjadikan kita harus intropeksi diri dan semua itu juga tergantung panggilan.
Saya meyakini, ibadah haji hanya sekali saja seumur hidup. Tidak perlu bolak balik. Walaupun mungkin secara kemampuan dapat diusahakan.
Sepulang haji, manusia haji harus terus menyalakan cahaya itu. Dan berupaya memperbesar sinarnya. Jangan sampai redup atau mati sama sekali.
Hari-hari menjelang kepulangan ini, saya sangat merindukan Arafah, Mina, dan Jamarat yang hanya pada saat haji bisa digapai.
Itulah, mungkin hikmah firman Allah yang membolehkan memilih apakah hendak menghabiskan waktu di Mina dua hari (nafar Awal) atau tiga hari (nafar Tsani). Tetapi yang terakhir lebih utama dan dipraktikkan oleh Nabi SAW.
Ya Allah, jadikan kami dan seluruh jamaah haji ini, manusia haji yang sebenar-benarnya dan Engkau Ridhoi sepanjang waktu kami. Aamiin.
Jamaah asal Kediri Drs.Moh.Siddik, MM, MSi